Radar URL

Tampilkan postingan dengan label facebook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label facebook. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Februari 2013

Sosial Media Tak Akan "Matikan" Media Mainstream


Perkembangan sosial media sebagai media pertukaraan informasi nampaknya menjadi ancaman bagi keberlangsungan media mainstream. Namun menurut Corporate Secretary MNC Media Group, Arya Mahendra Sinulingga, media sosial justru membantu dalam mendistribusi konten mediamainstream.

"Tidak perlu diperdebatkan sosial media dapat mematikan fungsi media mainstream, pasalnya sosial media justru membantu distribusi konten media mainstream," tutur Arya Mahendra Sinulingga, Corporate Secretary MNC Media Group, saat menghadiri Seminar Nasional Media Literasi pada Era Digital yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, Kamis,(12/7/2012).

Arya menambahkan, penetrasi pengguna internet yang makin tinggi justru memunculkan peluang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Perkembangan internet akan semakin tinggi dan penggunaan sosial media yang semakin tinggi justru menimbulkan peluang baru," tuturnya.

Meski begitu, ia tak menampik  banyak akun sosial media yang menyajikan informasi dan berpotensi sebagai media baru (new media) yang dapat menggeser media mainstream. Namun, media mainstreammemiliki kelebihan dalam menyajikan informasi yang konsisten yang tidak bisa dilakukan oleh pemilik akun sosial media.

"Memang ada beberapa akun yang berperan dalam memberikan informasi ke masyarakat, namun media mainstream memiliki keuntungan lebih. Pasalnya kami (media mainstream) memiliki konsistensi dalam memproduksi konten. Dan itu tak bisa dimiliki oleh sosial media, meskipun ada mereka harus memiliki beberapa user untuk meng-update informasinya," tegasnya.

Menurutnya, ini bukan merupakan pertentangan, antara media mainstream dan sosial media, justru media mainstream akan bersinergi dalam melakukan distribusi informasi. “Dan sosial media tumbuh pesat berkat keberadaan media mainstream," pungkasnya.


source: http://techno.okezone.com/read/2012/07/12/55/662443/sosial-media-tak-akan-matikan-media-mainstream

Selasa, 18 Desember 2012

Instagram Jual Foto Pengguna?



KOMPAS.com — Instagram mengubah Kebijakan Privasi dan Syarat Layanan yang berhubungan dengan hak kekayaan intelektual. Mereka mengklaim punya hak untuk menjual foto pengguna tanpa membayar dan pemberitahuan.

Kebijakan ini berlaku mulai 16 Januari 2013, atau 8 bulan setelah Instagram diakuisisi Facebook pada Mei 2012. Mungkinkah ini langkah Facebook meraup keuntungan dari Instagram?

Di bawah kebijakan baru itu, Facebook tampak mengklaim hak abadi atas lisensi foto publik di Instagram. Foto itu rencananya akan dikomersialkan untuk perusahaan dan organisasi lainnya, termasuk untuk tujuan periklanan.
Berikut adalah kutipan dari Syarat Layanan baru Instagram:

Dengan ini, Anda memberikan lisensi yang berlaku di seluruh dunia pada Instagram secara non-eksklusif, telah terbayar penuh, bebas royalti, bisa dipindahkan, bisa dilisensikan ulang, untuk menggunakan konten yang Anda sampaikan di atau melalui layanan ini.
Untuk membantu kami menghadirkan konten berbayar ataupun promosi, Anda mengizinkan bisnis atau organisasi lain membayar kami untuk menampilkan username milik Anda, kecenderungan, foto (termasuk metadata yang terkait), dan/atau aktivitas yang Anda lakukan, terkait dengan konten sponsor atau berbayar, tanpa kompensasi untuk Anda.
Jika pengguna tak menghapus akun sebelum 16 Januari 2013, mereka dianggap menyetujui persyaratan baru; dan jika pengguna tetap mengunggah foto ke Instagram atau menghapus akunnya setelah tenggat waktu, pengguna dianggap memberi hak kepada Facebook dan Instagram atas foto tersebut.

Kebijakan ini sontak mendapat protes dari pengguna Instagram. Facebook seakan ingin menjadikan Instagram sebagai situs agen foto. Penulis sekaligus pengembang perangkat lunak Reginald Braithwaite menilai, pengguna Instagram saat ini hanyalah sapi perah yang memproduksi foto, untuk kemudian dijual oleh Facebook dan Instagram kepada pihak ketiga.
Benarkah demikian?
Hal itu dibantah oleh pendiri Instagram, Kevin Systrom. "Jelas saja, bukanlah niatan kami untuk menjual foto Anda," sebut Kevin dalam sebuah posting blog yang dikutip BBC.

Menurutnya, telah terjadi kesalahan dalam berbahasa (dalam penyusunan Syarat Layanan yang baru) dan akibatnya pengguna jadi bingung.

"Kami sedang menyusun cara penyampaian yang baru dalam persyaratan itu agar hal ini menjadi jelas," kata Systrom.