Radar URL

Rabu, 13 Februari 2013

Asal Usul Valentine Day



Setiap tahun pada tanggal 14 Februari, tak terhitung jutaan orang merayakan sebuah hari yang kita kenal sebagai Hari St. Valentine. Jutaan kartu berbentuk hati dan cokelat diberikan sebagai hadiah, dan bahkan gereja-gereja mengadakan pesta Valentine pada hari yang juga disebut "Hari Cinta" ini. Di sekolah-sekolah, dari pra sekolah hingga Teman Kanak-kanak, anak-anak senang melakukan pertukaran kartu yang berbentuk hati. Orang-orang dari segala usia juga turut serta, dan kata-kata yang terdengar dimana-mana pada hari itu adalah, Be my valentine.

Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa kebanyakan orang tidak pernah mempertanyakan asal-usul/ adat istiadat perayaan Valentine. Sebagian orang hanya ikut-ikut saja dan tak pernah mempertimbangkan bagaimana Tuhan merasa tentang Valentine yang berhubungan erat dengan lambang hati ini. Ketika kita menganggap bahwa Hari Valentine adalah hari yang menyenangkan, adalah penting bahwa kita mendengarkan kata-kata berikut yang diucapkan oleh Yang Mahakuasa dalam Yeremia 17:9-10.



Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Kita harus tahu darimana sebenarnya asal usul tentang valentine, mengapa hari ini begitu tidak biasa? Mengapa ada keasyikan dengan warna merah? Dari mana bentuk hati berasal, dan apa artinya? Kita akan temukan jawaban2nya segera.
Pada masa Kekaisaran Romawi, bulan Februari adalah bulan terakhir dan terpendek. Awalnya Februari terdiri dari 30 hari, tetapi ketika Julius Caesar menamai bulan July/ Juli sesuai dengan namanya Julius, ia memutuskan untuk membuat bulan itu lebih panjang dan Februari disingkat menjadi 29 hari sementara bulan Juli menjadi 31 hari. Kemudian, ketika Octavius Caesar, juga dikenal sebagai Augustus, berkuasa, ia juga menamai bulan Agustus seperti nama dirinya sendiri, dan tidak mau kalah dia juga mengurangkan hari dari bulan Februari dan memberikan bulan Agustus dari 30 hari menjadi 31 hari. Dan sampai sekarang penanggalan itu pun berlaku. Bangsa Romawi kuno percaya bahwa setiap bulan memiliki roh yang memiliki kekuatan dan mencapai puncaknya atau puncak kekuasaan di pertengahan bulan.
Biasanya pada hari ke-15, dan itu adalah hari ketika penyihir dan ahli nujum, atau peramal melakukan pekerjaan sihir mereka. Seorang ahli nujum adalah orang yang dipenuhi dengan kekuatan meramal, dan dari kata aslinya, ahli nujum atau augur kita mendapatkan kata inaugutrate atau "meresmikan", yang berarti juga untuk "mengambil pertanda". Sejak Februari telah dirampok oleh Caesars dan hanya memiliki 28 hari, pertengahan bulan Februari menjadi tanggal 14. Karena dirayakan pada malam sebelumnya, bulan Februari menjadi unik, karena pada hari ke-13 menjadi hari yang menjelang pertengahan bulan itu, dan itu menjadi hari libur pagan (penyemba berhala) yang sangat penting dalam Kekaisaran Roma. Hari suci 14 Februari disebut "Lupercalia" atau "hari serigala."
Ini adalah hari yang suci atau kegilaan seksual bagi dewi Juno. hari ini juga untuk menghormati dewa Romawi, Lupercus dan Faunus, serta saudara kembar legendaris, yang konon mendirikan Roma, Remus dan Romulus. Yang konon pernah disusui oleh serigala di sebuah gua di Bukit Palatine Roma.
Sebuah gua yang disebut Lupercal merupakan tempat pusat perayaan pada malam Lupercalia atau 14 Februari. Sekarang ini, Lupercalia, yang kemudian disebut Hari Valentine, Luperci atau pendeta Lupercus akan berpakaian bulu kambing untuk sebuah upacara berdarah. Para pendeta dari Lupercus, dewa serigala, akan mengorbankan kambing dan seekor anjing dan kemudian melumuri tubuh mereka dengan darah. Setelah tubuh pendeta Lupercus menjadi merah karena dulumuri darah, dia akan berjalan di sekitar bukit Palatine dengan menggunakan tali yang terbuat dari kulit kambing yang dinamai "februa."
Wanita-wanita akan duduk di sekitar bukit, lalu mereka akan dicambuki dengan tali kulit kambing supaya mereka menjadi subur. Para wanita muda kemudian akan berkumpul di kota dan nama mereka dimasukkan ke dalam kotak. Inilah "surat cinta" disebut "billet." Pria-pria Roma akan mengambil bilet, dan wanita yang membuat billet tersebut akan menjadi pasangan seks liarnya, dan dia akan berzina sampai Lupercalia berikutnya atau 14 Februari.
Jadi, 14 Februari menjadi hari nafsu seksual yang tak terkendali. Warna "merah" dan "bentuk hati" melambangkan kekudusan untuk hari ini. Bentuk-bentuk hati yang ada pada perayaan ini bukan bentuk hati atau jantung dari organ tubuh manusia, melainkan bentuk ini melambangkan rahim wanita atau membuka ke kamar persetubuhan yang suci menurut mereka.
Ketika Gnostik Gereja Katolik mulai mendapatkan kedudukan di Roma sekitar abad ke 3, mereka kemudian dikenal sebagai Valentinians. Valentinians Katolik mempertahankan lisensi festival seks ini yang mereka sebut "malaikat dalam ruang perkawinan", yang menurut mereka adalah pemeragaan dari perkawinan "Sophia dan Penebus". Saat peserta upacara 14 Februari memulai sakramen seksualnya, pendeta yang dikenal sebagai Valentinians akan memimpin dan menyaksikan, lalu mereka akan mengucapkan:" Biarkan cahaya benih turun ke dalam kamar pengantin-Mu, diterima oleh mempelai laki-laki ... tangan-Mu terbuka untuk memeluknya. Sesungguhnya, rahmat telah turun atasmu. " Seiring berjalannya waktu, Gereja Ortodoks menekan Katolik Gnostik dan menghasilkan "St Valentine ", dimana hari itu terus dirayakan sampai zaman modern.
Kita sebagai orang beragama harus menghindari ini seperti menghidari sebuah virus. Karena di mata Tuhan, hari itu masih merupakan "Lupercalia", "The Day Of The Wolf" atau hari serigala. Pria-pria menjadi serigala, karena mereka melakukan ritual setan yaitu percabulan, yang juga berarti hubungan seksual tanpa pernikahan. Mereka merasa telah mendengar dari "siulan serigala", dan kita semua tahu bahwa serigala tidak bersiul. Ini adalah laki-laki dan wanita yang penuh nafsu, yang melakukan penghujatan dari Setan pada saat ini.
Sebagai kesimpulan, kita harus bertanya kepada diri sendiri, "Haruskah orang beragama dihubungkan dengan cara apapun pada perayaan akar kejahatan ini? Haruskah kita akan melakukan apa yang orang kafir lakukan selama bertahun-tahun dan mencoba untuk membenarkan itu sebagai cinta?" Roma 12:2 jawaban ini sangatlah baik,



Sabtu, 09 Februari 2013

Sosial Media Tak Akan "Matikan" Media Mainstream


Perkembangan sosial media sebagai media pertukaraan informasi nampaknya menjadi ancaman bagi keberlangsungan media mainstream. Namun menurut Corporate Secretary MNC Media Group, Arya Mahendra Sinulingga, media sosial justru membantu dalam mendistribusi konten mediamainstream.

"Tidak perlu diperdebatkan sosial media dapat mematikan fungsi media mainstream, pasalnya sosial media justru membantu distribusi konten media mainstream," tutur Arya Mahendra Sinulingga, Corporate Secretary MNC Media Group, saat menghadiri Seminar Nasional Media Literasi pada Era Digital yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, Kamis,(12/7/2012).

Arya menambahkan, penetrasi pengguna internet yang makin tinggi justru memunculkan peluang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Perkembangan internet akan semakin tinggi dan penggunaan sosial media yang semakin tinggi justru menimbulkan peluang baru," tuturnya.

Meski begitu, ia tak menampik  banyak akun sosial media yang menyajikan informasi dan berpotensi sebagai media baru (new media) yang dapat menggeser media mainstream. Namun, media mainstreammemiliki kelebihan dalam menyajikan informasi yang konsisten yang tidak bisa dilakukan oleh pemilik akun sosial media.

"Memang ada beberapa akun yang berperan dalam memberikan informasi ke masyarakat, namun media mainstream memiliki keuntungan lebih. Pasalnya kami (media mainstream) memiliki konsistensi dalam memproduksi konten. Dan itu tak bisa dimiliki oleh sosial media, meskipun ada mereka harus memiliki beberapa user untuk meng-update informasinya," tegasnya.

Menurutnya, ini bukan merupakan pertentangan, antara media mainstream dan sosial media, justru media mainstream akan bersinergi dalam melakukan distribusi informasi. “Dan sosial media tumbuh pesat berkat keberadaan media mainstream," pungkasnya.


source: http://techno.okezone.com/read/2012/07/12/55/662443/sosial-media-tak-akan-matikan-media-mainstream

Rabu, 06 Februari 2013

Mexican girl gives birth at 9 year's old, pregnant at 8 year's old!



A Mexican girl aged nine has given birth to a girl of her own, local authorities and family members said today.
"The girl was just over eight when she got pregnant. The father is a boy who is 17, but we have not found him, since he ran away," the mother of the girl, identified only as Dafne, told local officials in Jalisco state.
"We are looking for the young man to get his story because she does not understand what has happened. This is a rape or child sex abuse case," said Jorge Villasenor with the state prosectors' office.
The baby girl was born January 27 in Zoquipan Hospital, weighing 2.7 kilos. Both girls were released from the hospital over the weekend, apparently doing well, but the hospital said it would have to do extensive followup due to the new mother's age.

source: http://www.indianexpress.com/news/shocking-child-sex-abuse-mexican-girl-gives-birth-at-nine-pregnant-at-eight-/1070220/#